Menurut laporan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022, Indonesia meraih skor 359 untuk kemampuan literasi membaca dan berada di peringkat 71 dari 81 negara. Ironisnya, meski minat baca tergolong rendah, tapi menurut data wearesocial per Januari 2017 mengungkapkan bahwa orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih sembilan jam sehari. Makanya, tidak heran kalau lebih banyak orang yang berkeluh kesah lewat media sosial. Berikut penyebabnya.
1. Kurangnya minat baca Membaca memiliki banyak manfaat, seperti dapat meningkatkan aktivitas otak, menambah ilmu pengetahuan, dan mengasah daya ingat.
2. Adanya pengaruh televisi dan gadget Televisi dan gadget juga menjadi salah satu faktor rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Munculnya teknologi yang canggih ini menjadikan semuanya bisa didapatkan hanya dari satu genggaman saja. Hal ini tentu saja berdampak pada kemampuan literasi.
3. Kurangnya kualitas pendidikan kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas dan model pembelajaran yang tidak efektif menjadi kendala yang perlu segera dicarikan solusinya demi mampu mewujudkan tujuan pembelajaran.
4. Minimnya sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang kurang memadai, seperti perpustakaan, taman baca masyarakat, dan ketersediaan buku bacaan, menjadi faktor rendahnya tingkat literasi di Indonesia.
5. Peran keluarga dan kemiskinan Peran keluarga sangat penting untuk meningkatkan literasi anak. Adapun peran yang dimaksud adalah keluarga bisa memberikan kasih sayang, nasihat, dan diskusi tentang apa yang telah dilakukan anak. Tidak hanya itu saja, kurangnya perhatian orang tua juga berpengaruh pada perkembangan anak, kemampuan membaca, menulis, bernalar, dan berhitung.
6. Indonesia masih tinggi angka buta huruf United Nations Development Programme (UNDP) menjadikan angka buta huruf dewasa sebagai suatu barometer dalam mengukur kualitas suatu bangsa. Tinggi rendahnya angka buta huruf akan menentukan pula tinggi rendahnya Indeks Pembangunan Manusia bangsa itu.
7. Kurangnya minat ke perpustakaan Tidak hanya minat baca, minat anak-anak Indonesia ke perpustakaan juga rendah. Bahkan, fasilitas perpustakaan memadai di beberapa sekolah pun tidak dimanfaatkan dengan baik. Terbatasnya jumlah perpustakaan sekolah yang memadai, tidak dapat dipungkiri menjadi faktor penyebab rendahnya minat baca di kalangan anak usia sekolah.
Oleh karena itu generasi muda saat ini harus bisa memahami akibat dari penurunan minat literasi yang signifikan di indonesia dengan upaya menghindari hal-hal yang menjadi penyebab utama dari penurunan literasi tersebut
Comments