Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (kutu kecil) yaitu Sarcoptes scabiei varietas hominis. Kata skabies berasal dari bahasa Latin scabere yang berarti menggaruk karena gejala utama skabies adalah rasa gatal hebat sehingga penderita sering menggaruk. Skabies disebut juga the itch,pamaan itch,seven year itch . Di Indonesia skabies disebut penyakit kudis, gudik, atau buduk. Penyakit tersebut merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di wilayah beriklim tropis dan subtropis. Penyakit skabies ini sudah menyebar luas di Indonesia sebesar 4,60% - 12,95% yang merupakan penyakit dengan urutan ketiga dari 12 penyakit kulit yang terjadi di Indonesia.
Diagnosis
Diagnosis skabies dapat ditentukan melalui wawancara medis yang detail, pemeriksaan fisik langsung, dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
Diagnosis skabies dapat dikonfirmasi dengan adanya 2 dari 4 tanda khas (tanda utama), yaitu:
Gatal pada malam hari yang disebabkan oleh tingginya aktivitas tungau skabies pada suhu yang lebih lembap dan hangat.
Gejala yang sama pada sekelompok individu. Penyakit ini menyerang sekelompok orang yang tinggal berdekatan,seperti keluarga, perkampungan, panti asuhan, atau pesantren.
Terbentuknya terowongan atau kunikulus pada lokasi-lokasi tertentu, terowongan ini berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok,dengan panjang rata-rata 2 cm, berwarna putih atau keabu-abuan.
Pengobatan
Pengobatan skabies dilakukan dengan menghilangkan infeksi melalui pengobatan.Pengobatan umumnya dioleskan pada seluruh tubuh mulai dari leher ke bawah dan dibiarkan selama setidaknya delapan jam.Karena skabies mudah menular, dokter dapat merekomendasikan pengobatan untuk dilakukan oleh seluruh anggota keluarga atau individu lain yang memiliki kontak dekat, meskipun mereka tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Pencegahan
Untuk mencegah infeksi skabies berulang dan penularannya kepada org lain beberapa langkah berikut dapat dilakukan:
1.Cuci Semua Pakaian dan kain
2.Pengeringan dengan Suhu Tinggi
3.Penyimpanan dalam Plastik Tertutup
4.Kematian Tungau
Comments