Euro merupakan kejuaraan sepakbola internasional bagi negara-negara di Eropa yang diadakan selama empat tahun sekali. Turnamen ini berlangsung pada 14 Juni hingga 14 Juli 2024 pada 10 kota di Jerman.
Tingginya minat penduduk terhadap olahraga sepakbola di Eropa membuahkan kedatangan tim pemain dan supporter yang berlimpah dari berbagai negara. Seiring dengan banyaknya jumlah tim pemain, supporter, kru serta panitia pertandingan, Kejuaraan Euro dapat menghasilkan sampah dalam jumlah besar. Rata-rata, pertandingan sepak bola Eropa menghasilkan 0,8 kg sampah per penonton, yang berarti sekitar 4,2 ton per pertandingan. Sampah ini kebanyakan didapatkan dari kemasan makanan dan minuman yang sulit untuk didaur ulang.
Masalah lain yang timbul yakni besarnya aktivitas produki emisi gas rumah kaca yang berasal dari kendaraan darat maupun udara bagi pemain, kru dan supporter, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Pada hasil riset Öko-Institute Jerman, memprediksi bahwa Euro 2024 akan memproduksi 500.000 ton karbondioksida yang setara dengan emisi tahunan 120.000 kendaraan berbahan bakar fosil.
Masalah selanjutnya datang dari infrastruktur, yakni penggunaan lampu sorot yang boros energi.
Kalau begitu, bagaimana caranya Federasi Sepak Bola (UEFA) menghadapi permasalahan tersebut?
Yakni dengan konsep Eco-Friendly! Pada konsep ini, mengandung beberapa strategi yakni:
● Strategi pertama: Menyediakan makanan dan minuman yang terbuat dari kemasan yang mudah untuk didaur ulang.
● Strategi kedua: Membawa pemain ke arena pertandingan tidak menggunakan pesawat, melainkan menggunakan kereta
Selain itu pemegang tiket dapat menggunakan layanan angkutan umum secara gratis selama 12 jam sehari, bahkan tidak menyediakan area parkir demi mencegah penggunaan kendaraan pribadi.
● Strategi ketiga: Memaksimalkan energi terbarukan pada seluruh sepuluh stadion yang digunakan.
Selain solusi yang hadir dari UEFA, hadir pula Waste Managed yakni perusahaan pengelolaan limbah sampah dari Inggris yang melakukan kampanye lingkungan di Euro 2024
Berupa: Penyediaan tempat sampah sebesar 240 liter di tengah kota yang jadi tempat penyelenggaraan Euro 2024.
Nah, meskipun konsep Eco-Friendly ini belum tereksekusi dengan baik, diharapkan Euro 2024 dapat menciptakan beberapa perubahan awal bagi kejuaraan-kejuaraan lain untuk mulai memegang teguh konsep Eco-Friendly demi kemaslahatan masyarakat.
Sudah paham? Kalau begitu mimin mau bertanya!
Menurut Samudran, apakah konsep Eco-Friendly pada berbagai kejuaraan akan berjalan dengan baik jika diterapkan di Indonesia? Atau adakah saran lain demi memaksimalkan lingkungan yang lebih asri bagi setiap kejuaraan di Indonesia?
Comments