Seni budaya merujuk pada karakteristik dan aspek-aspek utama yang dapat mencirikan seni dan budaya dalam wawasan hidup seseorang, seni budaya merupakan bntuk ekspresi kreativitas yang dapat mencerminkan ide, perasaan maupun padangan hidup. Seni budaya pula memiliki keunikan dan keragaman untuk mencerminkan identitas serta sejarah atas beberapa keberagaman ini. Tak luput pula bahwasanya seni budaya merupakan warisan dan tradisi berbagai daerah nusantara maka seni budaya sering diwariskan dari generasi ke generasi untuk menjaga kelestarian tradisi dan nilai-nilai budaya dalam masyarakat, tetapi tak dapat dipungkiri bahwasanya seni budaya harus dapat beradaptasi dan berovolusi karena seni budaya akan terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman, teknologi, dan pengaruh luar, namun tetap berusaha mempertahankan esensi tradisionalnya.
Terkait hal tersebut, maka adanya tantangan dehumanisasi AI dalam seni dan budaya, hal tersebut merupakan isu yang kompleks dan dapat menghadirkan beberapa pertimbangan, terkait permasalahan dehumanisasi AI dalam seni budaya maka berfokus pada karakteristik dari seni budaya yaitu, kreativitas dan ekspresi manusia karena AI dapat menciptakan karya seni dan musik yang menarik dan inovatif, tetapi beberapa orang khawatir bahwa ini dapat mengurangi peran kreativitas manusia dan menghasilkan karya yang terasa kurang manusiawi atau tidak bermakna secara emosional karena karya seni dan budaya sering kali mencerminkan pengalaman manusia, emosi, dan kompleksitas psikologis. Penggunaan AI dalam menciptakan karya ini mungkin kehilangan elemen tersebut, mempengaruhi pengalaman estetika dan resonansi emosional dengan audiens dan dapat pula berpengaruh kepada perubahan paradigma kreatif, misalnya seperti penyair, seniman, dan musisi sering kali menggunakan karya mereka untuk merayakan keunikan manusia dan memberikan pandangan pribadi tentang dunia dan juga dalam penggunaan AI mungkin mempengaruhi bagaimana masyarakat memandang dan menilai nilai seni dan budaya.
Meskipun demikian, AI juga dapat menjadi alat yang kuat untuk memperluas kreativitas, memfasilitasi kolaborasi, dan melestarikan warisan budaya yang mungkin terancam punah. Oleh karena itu, tantangan dehumanisasi AI dalam seni dan budaya memerlukan dialog terbuka dan penyeimbangan antara kemajuan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan yang penting.
Tetapi perlu disadari bahwa seni budaya tetap menjadi hal yang sangat krusial di era AI. Meskipun AI dapat memberikan kontribusi baru dan mengubah cara karya seni diciptakan, dipahami, dan disebarkan, seni budaya memainkan peran penting dalam mempertahankan identitas, ekspresi kreatif, dan refleksi budaya manusia karena seni merupakan identitas dan warisan budaya maka seni budaya adalah cara untuk mempertahankan dan mewarisi identitas budaya suatu masyarakat. Ini mencakup tradisi, nilai-nilai, dan cerita yang penting bagi suatu komunitas.
Dan perlu disadari bahwa penggunaan AI merupakan industri kreatif yang kenyataannya AI pasti akan terus berkembang. Hal ini membawa sejumlah keuntungan dalam hal efisiensi, personalisasi, dan inovasi. Namun, kita juga harus memperhatikan tantangan etis dan dampak pada pekerjaan manusia itu sendiri.
Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memahami teknologi AI dan data science. Belajar data science dapat memberikan pemahaman yang kuat tentang cara menggunakan dan mengendalikan AI dengan melibatkan etika manusiawi di dalamnya. Dengan memahami AI, kita dapat memanfaatkannya sebaik mungkin dalam industri kreatif, sambil menjaga peran penting kreativitas manusia dalam seni dan desain.
Tidak sedikit orang yang bertanya tentang apakah pekerjaan di industri kreatif akan di gantikan oleh AI? menurut survey terbaru menunjukan bahwa AI itu di pergunakan oleh seniman sebagai asisten dalam memberikan ide dan yang lainnya, AI dapat membantu dan mendukung kreativitas manusia dari pada menggantikannya, dan juga AI itu tidak memiliki emosional dalam karya yang di hasilkan.
Jika kaum muda sekarang enggan untuk mempelajari dan memahami dalam mempergunakan AI secara maksimal maka akan ada kekhawatiran yaitu potensi hilangnya kreativitas dan orisinalitas manusia. Semakin majunya algoritma AI, ada risiko bahwa mereka dapat mulai menghasilkan karya seni, musik, dan karya kreatif lainnya yang kurang memiliki keunikan dan kedalaman emosi dari karya manusia. Hal ini dapat mengakibatkan dunia di mana semua karya kreatif terlihat atau terdengar sama, yang dapat menghambat keberagaman ekspresi artistik. Maka dibutuhkanlah peran kaum muda dalam menanggapi respon seni budaya melalui AI dapat dikembangkan melalui beberapa cara yaitu dengan
1. Kreativitas dan Inovasi : Kaum muda bisa menggunakan AI untuk menciptakan karya seni baru yang inovatif. AI dapat membantu mereka dalam berbagai bentuk seni seperti musik, lukisan, desain grafis, dan lain-lain. Misalnya, AI bisa digunakan untuk menghasilkan melodi atau visual yang unik berdasarkan input tertentu.
2. Preservasi Budaya : AI dapat digunakan untuk mendokumentasikan dan melestarikan budaya tradisional. Kaum muda dapat mengembangkan proyek yang menggunakan AI untuk mengarsipkan cerita, musik, tari, dan bentuk seni budaya lainnya yang mungkin terancam punah.
3. Interaktivitas dan Edukasi : Dengan AI, kaum muda dapat menciptakan pengalaman seni yang lebih interaktif dan mendidik. Misalnya, AI dapat digunakan dalam aplikasi atau platform yang mengajarkan sejarah seni dan budaya,
4. Kolaborasi Global : Melalui platform berbasis AI, kaum muda dapat berkolaborasi dengan seniman dan budayawan dari seluruh dunia. Ini bisa membuka peluang untuk pertukaran budaya dan ide, serta menciptakan karya seni yang lebih kaya dan beragam.
Dengan cara-cara ini, kaum muda dapat memainkan peran penting dalam menggabungkan teknologi AI dengan seni budaya untuk menciptakan dan mempertahankan nilai-nilai budaya dalam bentuk yang modern dan inovatif.
🙌